Sabtu, 14 Juni 2008

TUHAN SEMBILAN SENTI part 2 (Taufik Ismail)

Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang,

> tampak kebanyakan mereka
> memegang rokok dengan tangan kanan,
> cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri.
> Inikah gerangan pertanda
> yang terbanyak kelompok ashabul yamiin
> dan yang sedikit golongan ashabus syimaal?
>
> Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan
> AC penuh itu.
> Mamnu'ut tadkhiin, ya ustadz.
> Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz.
> Kyai, ini ruangan ber-AC penuh.
> Haadzihi al ghurfati malii'atun bi mukayyafi al hawwa'i.
> Kalau tak tahan,
> Di luar itu sajalah merokok.
> Laa taqtuluu anfusakum.
>
> Min fadhlik, ya ustadz.
> 25 penyakit ada dalam khamr.
> Khamr diharamkan.
> 15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi).
> Daging khinzir diharamkan.
> 4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok.
> Patutnya rokok diapakan?
>
> Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz.
> Wa yuharrimu 'alayhimul khabaaith.
> Mohon ini direnungkan tenang-tenang,
> karena pada zaman Rasulullah dahulu,
> sudah ada alkohol,
> sudah ada babi,
> tapi belum ada rokok.
>
> Jadi ini PR untuk para ulama.
> Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok,
> Lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan,
> jangan,
>
> Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar
> perbandingan ini.
> Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan
> kecil yang kepalanya berapi itu,
> yaitu ujung rokok mereka.
> Kini mereka berfikir.
> Biarkan mereka berfikir.
> Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap,
> dan ada yang mulai terbatuk-batuk,
>
> Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini,
> sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia
> mati karena penyakit rokok.
> Korban penyakit rokok
> lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas,
> lebih gawat ketimbang bencana banjir,
> gempa bumi dan longsor,
> cuma setingkat di bawah korban narkoba,
>
> Pada saat sajak ini dibacakan,
> berhala-berhala kecil itu sangat berkuasa di
> negara kita,
> jutaan jumlahnya,
> bersembunyi di dalam kantong baju dan celana,
> dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna,
> diiklankan dengan indah dan cerdasnya,
>
> Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri,
> tidak perlu ruku' dan sujud untuk taqarrub pada
> tuhan-tuhan ini,
> karena orang akan khusyuk dan fana
> dalam nikmat lewat upacara menyalakan api
> dan sesajen asap tuhan-tuhan ini,
>
> Rabbana,
> beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.

Tidak ada komentar: